Sribu yang Tampil Baru

Oleh: Bonang Setoaji

Minggu lalu, Sribu mengumumkan melalui Twitter tentang perubahan tampilan website mereka. Sribu, sarana penghubung antara desainer grafis dan klien itu tampil dengan cukup sederhana.

DailySocial mewawancarai Ryan Gondokusumo selaku CEO Sribu lewat email. Selain membahas tentang tampilan baru Sribu.com, kami juga menulusuri lebih jauh tentang perusahaan rintisan yang jadi tempat berkumpulnya desainer grafis ini. Ternyata banyak hal yang mengejutkan.

Berikut ini kutipannya:

Mengapa Sribu mengubah tampilan menjadi lebih sederhana? Apakah berpengaruh terhadap pengguna?
Halaman awal merupakan pintu masuk suatu website. Apabila menarik dan jelas, mereka akan masuk lebih jauh, namun apabila tidak, mereka akan berpindah ke situs lain. Kami ingin memberikan penjelasan mengenai Sribu kepada pengguna secara langsung dan sederhana.

Komentar pengguna tentang perubahan tampilan Sribu?
Kami langsung mengadakan jajak pendapat mengenai perubahan tersebut di Facebook. Sejauh ini, 186 suka dan 40 tidak. Sebanyak 82 persen memberikan hasil positif. Jadi kami asumsikan bahwa pengguna menerima halaman awal kami yang baru.

Mungkin ini menjadi pertanyaan beberapa orang: sejak kapan Sribu diluncurkan?
Memang banyak yang bertanya akan hal ini. Sribu diluncurkan tanggal 11 Juni 2011. Meskipun masih baru, kami yakin website kami bisa memberikan kontribusi positif ke komunitas Indonesia, terlebih lagi komunitas desain.

Berapa jumlah pengguna sekarang secara spesifik jumlah klien maupun desainer?
Pengguna kami yang terdaftar saat ini sekitar 4000, dengan jumlah desainer sekitar 3000 lebih.

Apa latar belakang didirikannya Sribu?
Kami melihat bahwa banyak desainer di Indonesia yang andal namun tidak mempunyai kesempatan untuk memperlihatkan kebolehan mereka. Dan sebaliknya, banyak juga perusahaan yang memerlukan jasa desain, namun sering tidak mendapatkan yang tepat meskipun sudah banyak pengeluaran. Dari sini kami mencoba mengakomodasikan kedua kebutuhan ini dan terciptalah Sribu.

Apa kendala yang dihadapi Sribu saat ini?
Kendala yang kami hadapi adalah mengubah pola pikir klien dari metode desain tradisional (oleh desainer sendiri atau pihak ketiga) menjadi metode desain masa depan (dikerjakan beramai-ramai atau crowdsourcing). Dengan metode masa depan, desain yang diinginkan akan didapat secara mudah dan akurat.

Selain itu, kadang kami juga mendapati beberapa pengguna nakal. Tugas administrator web kamilah untuk memastikan website tetap bersih. Masalah keaslian juga ada namun tidak banyak.

Apa strategi Sribu selanjutnya?
Kami akan mencari lebih banyak lagi klien ke depannya. Selain itu dari sisi pengembangan, kami akan senantiasa memperbaharui website kami dengan fitur-fitur baru untuk para desainer dan klien, sesuai keinginan mereka yang telah kami kumpulkan melalui jajak pendapat di Facebook. Pada akhirnya, bila komunitas kami semakin besar dan maju, tidak tertutup kemungkinan untuk melirik ke mancanegara.

——

Pendapat pribadi kami, pengalaman pengguna (user experience) yang didapatkan lewat Sribu saat ini lebih nyaman dibandingkan sebelumnya. Meski demikian, kami lebih nyaman dengan tampilan sebelumnya.

Ryan mengatakan, jumlah pengguna mereka meningkat drastis. Sejak diluncurkan tanggal 11 Juni 2011, hingga saat ini pengguna berjumlah 4000 dan 3000 diantaranya adalah para desainer. Sungguh angka yang cukup mengejutkan.

Mari kita lihat perkembangan Sribu selanjutnya. Kini ketika pengguna telah cukup banyak (untuk ukuran layanan baru), pertanyaannya tentu dari sisi klien dan jumlah proyek yang berputar di layanan tersebut.




Catatan :
DailySocial.net adalah sebuah blog yang membahas teknologi web dan internet dari dalam dan luar negeri, strategi perusahaan IT/Web global, dan juga memperkenalkan startup-startup Indonesia. Blog ini didirikan Rama Mamuaya.