Saturday, 31 May 2014
Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Keseimbangan Lingkungan dan Kelestarian Alam.
Indonesia dengan jumlah pendudukanya lebih kurang 240 juta jiwa pada tahun 2013, menjadi negara yang memiliki kepadatan penduduk nomer 4 terbanyak setelah China, India,dan Amerika. Statistik menunjukkan bahwa dari tahun 2000-2015 terjadi kenaikkan signifikan dari kependudukan Indonesia.
Terlihat bahwa laju
kependudukan Indonesia tiap lima tahunnya menginjak nilai rata-rata 16 juta
jiwa. Jika dibagi pertahunnya maka akan didapat nilai lebih kurang tiga juta jiwa.
Dengan begitu banyak penduduk yang ada saat ini pasti akan berimbas pada keseimbangan
lingkungan dan kelestarian alam.
Masih banyak lagi persoalan
yang akan muncul dengan seiring bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia,
contoh yang lainnya seperti konsumsi energi. Sejak dahulu hingga sekarang
pemanfaat ataupun konsumsi energi lebih terbagi kepada transportasi, industri,
dan energi yang digunakan ini merupakan energi tak terbarukan yaitu energi
fosil ( batu bara, minyak bumi, gas alam, dan lain-lain). Alokasi kosumsi
energi berbagai sektor bisa dilihat pada gambar berikut
Terlihat bahwa hingga tahun
2011 konsumsi energi terbesar ada pada sektor industri yang mengambil bagian hampir 35
persen. Dikatakan oleh seorang peneliti Pranata tahun 2008 bahwa diperkirakan energi fosil khususnya minyak
bumi di Indonesia dengan tingkat konsumsi yang begitu besar akan habis dalam
waktu 18 tahun lagi, sehingga diperlukannya energi terbarukan. Dilihat dari
begitu besarnya konsumsi enegi di Indonesia, dan sektor industri menjadi urutan
teratas dalam pemanfaatannya, tentu memiliki dampak yang luar biasa berupa gas rumah kaca (Co2) yang
dihasilkan oleh industri tersebut. Ini mempengaruhi lingkungan dan akan
mempengaruhi keseimbangannya. Pada saat ini kita bersama merasakan akibat dari
efek rumah kaca yang dihasilkan yaitu suhu bumi meningkat, dan imbasnya pun
termasuk Indonesia.
Melihat begitu kompleksnya permasalahan yang muncul dari pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, sebenarnya upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan menggerakkan program keluarga berencana tetapi banyak hal-hal yang menjadi faktor lain kenapa program ini sulit terealisasi secara keseluruhan, sehingga untuk menekan pertumbuhan penduduk menjadi sulit. Sebenanarnya masih banyak solusi yang bisa dilakuakan dalam mengatasi permasalahan ini, coba saja kita balik permasalahan ini yang biasanya untuk menekan angka pertumbuhan dengan membiarkan pertumbuhan ini terus berlanjut. Fokus yang perlu dilakukan yaitu pembentukan kualitas dari manusia itu tersendiri dengan melepas kuantitas yang sebanyak mungkin, sehingga pengelolaan sumber daya alam bisa dilakukan secara maksimal oleh warga pribumi bukan orang asing. Saya secara pribadi yakin jika fokus peningktan kualitas sumber daya manusia ini bisa dilaksanakan secara maksimal akan berimbas dalam banyak hal, bidang pertanian, perkebunan, perikanan dalam menyeimbangkan dan melestarikan alam.
Tuesday, 27 May 2014
Ketika Nyawa Diujung Jari
Assalamualaikum,
pie kabare mas/mbak ? tumben pake bahasa daerah ya , kebetulan saya absen
beberapa hari ini untuk nulis, baru sempat malam ini pas selesai ngikutin acara
di surabaya. Nih saya ada cerita menarik yang bisa ambil pelajaran dari
pengalaman pribadi yang terjadi beberapa hari ini selama perjalan ke Surabaya.
Alhamdulillah,
Allahuakbar !! itulah kaliamah-kalimah yang terucap didalam bibir saya setelah
kejadian tempohari itu. Ini bermula ketika saya dan kawan-kawan akan pergi ke
Surabaya menggunakan pesawat, transit
dari Bengkulu-Jakarta Jakarta-Surabaya . Selama perjalanan Bengkulu-Jakarta
masih lancar-lancar aja, tapi biasalah kalo naik pesawat itu kebanyakan
delaynya, dan alhamdulillah dari delay itu ada keuntungannya juga,
barang-barang yg kelupaan bisa diambil lagi, akhirnya pesawat berangkat pukul
12.00 yang awalnya dijadwalkan jam 10.00 karena cuaca buruk, hehe .
Hal yang sama
terjadi saat tiba di Bandara Soekarno Hatta pesawat delay juga hingga akhirnya
saya dan teman-teman berangkat jam 16.30 dari jakarta ke surabaya. Permasalahanpun
masih terjadi di awal keberangkatan. Pesawat Stack selama lebih dari 30 menit,
sehingga suhu didalam pesawat menjadi panas, kondisi didalam sudah tidak
kondusif , dan ada salah satu dari teman saya hampir sesak nafas karena pengap
didalam pesawat. Akhirnya dengan kondisi seperti itu pesawat tetap dijalankan,
dan Alhamdulilllah kondisi didalam pesawat sudah menjadi lebih tenang karena
pendingin ruangan telah berfungsi lagi. Kejadian-kejadian ini tidak berhenti
sampai disitu, puncaknya terjadi ketika pesawat berada diudara dengan ketinggian beratus kilometer,
ketika masuk kedalam awan hitam terjadi turbolensi sehingga pesawat seperti
jatuh kebawah, ini terjadi sekitar 15 detik sehingga membuat panik seluruh
penumpang, termasuk juga saya. Lafadz Istighfar terus saya ucapkan, asmaallah,
tasbih tahmid dan tahlil. Setelah keadaan membaik saya tersadar bagaimana kalau
pesawat ini jatuh ? Apa surga telah
menanti saya disana ? atau malah neraka yang bahan bakarnya batu dan manusia ?
disaat itu juga saya tersadar oleh dosa-dosa yang menumpuk selama 21 tahun saya
hidup, saya bandingkan dengan amal kebaikan yang saya himpun serasa masih
sangat sedikit sekali. Hidup saya pada
saat itu seperti diujung jari, jika Allah mengizinkan pasti jatuhlah pesawat
itu, harapan untuk hidup hanya 0% karena dibawah itu semuanya daratan. Sejak
dari itu saya bertekat dari dalam diri ini untuk bisa beramal lebih banyak,
sholat tepat waktu, melakukan amalan-amalan sederhana seperti tersenyum karena
itu memiliki nilai pahala tetapi sangat disepelekan olah orang. Alhamdulillah
akhirnya pesawat mendarat di Bandara Juanda Surabaya dengan selamat ..
Alhamdulillah rezeki dari Allah
dilimpahkan oleh kami selama mengikuti perlombaan di Surabaya dalam acara Lomba
Cipta Elektroteknik di Institute Teknologi Surabaya ..
Saturday, 17 May 2014
Setiap Langkah Kaki Menghasilkan Listrik
Energi terbarukan itu merupakan
energi yang jika digunakan tidak akan ada habisnya, bisa memanfaatkan cahaya
matahari, air, atapun air. Tetapi bagaimana kalau kita memanfaatkan lantai
dengan interaksi langkah manusia sebagai sumber listrik ? pasti sungguh
menarik. Setelah saya searching di google ternyata sudah ada yang menerapakan
metode ini. Sistem ini telah diuji coba
di stasiun sibuya Jepang untuk dipergunakan menghidupkan LED papan
pemberitahuan kereta, lampu-lampu yang ada pada stasiun, dan juga sistem ini
lagi diuji coba di London dengan nama Pavegen. Ilustrasinya bisa dilihat
dibawah ..
Kelebihan sistem ini menurut
saya, yaitu kemudahan dalam mendapatkan energi listriknya lewat penjalan kaki
massal.
Kekurangan sistem ini, yaitu
dilihat dari perangkat yang digunakan karena kemungkinan tidak bisa bertahan
lama, ini disebabkan dari interkasi terhadap kaki manusia setiap harinya. Ini
dinyatakan juga dalam pengujian sistem Pavegen di London.
Semoga para peneliti di Indonesia
bisa mengembangkan lebih lanjut sistem yang benar-benar pas dan tidak memiki
kekurangan sehingga bangsa lain tidak melirik kita sebelah mata.
Salam Indonesia.
Salam Indonesia.
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)
© Adam Tirta 2013 . Powered by Bootstrap , Blogger templates and RWD Testing Tool Published..Gooyaabi Templates